BUDIDAYA CABE RAWIT, SOLUSI TEPAT DIMASA SULIT,
DI LAHAN SEMPIT, BISA JADI DUIT
Langkah awal untuk menggairahkan produksi masal.
Kecil-kecil si cabe rawit.
Kecil Bentuknya, Pedas Rasanya.Sayang, cabe jenis ini masih luput dari perhatian karena kurangnya informasi tentang peluang pengembangan agribisnisnya. Padahal bila mau dibandingkan, teknis budidayanya tidak lebih rumit dari cabe besar dan tentunya harganya pun lebih oke. Keunggulannya : bisa dipanen lebih lama.
Berani coba?
Kurang intensifnya pembudidayaan cabe rawit di kalangan petani sayuran tidak terlepas dari kurangnya informasi yang lengkap mengenai komoditas ini. Meskipun tidak se-bombastis cabe besar maupun cabe kriting, namun melihat dari kecendrungan permintaan yang meningkat dan dibarengi dengan kenyataan bahwa harganya bisa 2 kali lipat harga cabe biasa, peluang pembudidayaan intensif cabe rawit cukup menjanjikan.
Informasi mengenai harga dan peluang inilah yang belum banyak diketahui oleh petani sayuran umumnya. Mungkin para petani belum mengetahui bahwa permintaan pasar akan cabe rawit cukup besar. Bahkan menurut informasi yang didapatkan, produksi cabe rawit dapat ditampung berapapun jumlahnya oleh pedagang pengumpul pedagang/broker. Komsumsi cabe rawit di daerah manapun di seluruh Indonesia, dari data yang di peroleh secara acak sangatlah tinggi. Perbandingan yang di dapat, di pulau Jawa saja konsumsi Cabe dengan menggunakan Cabe rawit mencapai 70%, dan untuk di luar pulau jawa mencapai 60% menggunakan Cabe Rawit.
Cabe Rawit dengan nama Latin Capsicum frutescens ini terdiri atas tiga varietas utama.. Pertama, cengek leutik. Buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya. Kedua, jenis cengek domba (cengek bodas). Buahnya lebih besar dari cengek leutik, berwarna putih, dan menjadi jingga pada saat masak. Ketiga, ceplik. Buahnya besar, berwarna hijau, dan menjadi merah pada saat tua.
Cabe rawit (Capsicum frutescens) merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (solanaceae.) yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird's eye chili pepper.
Buah cabe rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabe lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabe rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabai lainnya.
Cabe rawit dapat tumbuh baik didataran tinggi , maupun di dataran rendah. Bertanam cabe rawit dapat memberikan nilai ekonomi yang cukup tinggi apabila diusahakan dengan sungguh – sungguh
Tanaman cabe rawit menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Bercabang banyak, batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor.
Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabe rawit dapat diperbanyak dengan biji.
Jenis cabe rawit (Capsicum frutescens) yang sering dibudidayakan adalah sebagai berikut :
1. Cabe rawit kecil atau cabe jemprit atau cengek leutik buahnya kecil dan pendek , lebih pedas dibandingkan Janis cabe lainnya.
2. Cabe rawit putih atau cabe domba buahnya lebih besar dari cabe jemprit atau cabe ceplik atau cengek leutik, dan rasanya kurang enak.
3. Cabe ceplik buahnya lebih besar dari pada cabe jemprit dan lebih kecil dari cabe domba. Rasanya tidak sepedas cabe jemprit. Sewaktu muda berwarna hijau setelah masak berwarna merah cerah .
Kecil Bentuknya, Pedas Rasanya.Sayang, cabe jenis ini masih luput dari perhatian karena kurangnya informasi tentang peluang pengembangan agribisnisnya. Padahal bila mau dibandingkan, teknis budidayanya tidak lebih rumit dari cabe besar dan tentunya harganya pun lebih oke. Keunggulannya : bisa dipanen lebih lama.
Berani coba?
Kurang intensifnya pembudidayaan cabe rawit di kalangan petani sayuran tidak terlepas dari kurangnya informasi yang lengkap mengenai komoditas ini. Meskipun tidak se-bombastis cabe besar maupun cabe kriting, namun melihat dari kecendrungan permintaan yang meningkat dan dibarengi dengan kenyataan bahwa harganya bisa 2 kali lipat harga cabe biasa, peluang pembudidayaan intensif cabe rawit cukup menjanjikan.
Informasi mengenai harga dan peluang inilah yang belum banyak diketahui oleh petani sayuran umumnya. Mungkin para petani belum mengetahui bahwa permintaan pasar akan cabe rawit cukup besar. Bahkan menurut informasi yang didapatkan, produksi cabe rawit dapat ditampung berapapun jumlahnya oleh pedagang pengumpul pedagang/broker. Komsumsi cabe rawit di daerah manapun di seluruh Indonesia, dari data yang di peroleh secara acak sangatlah tinggi. Perbandingan yang di dapat, di pulau Jawa saja konsumsi Cabe dengan menggunakan Cabe rawit mencapai 70%, dan untuk di luar pulau jawa mencapai 60% menggunakan Cabe Rawit.
Cabe Rawit dengan nama Latin Capsicum frutescens ini terdiri atas tiga varietas utama.. Pertama, cengek leutik. Buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya. Kedua, jenis cengek domba (cengek bodas). Buahnya lebih besar dari cengek leutik, berwarna putih, dan menjadi jingga pada saat masak. Ketiga, ceplik. Buahnya besar, berwarna hijau, dan menjadi merah pada saat tua.
Cabe rawit (Capsicum frutescens) merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (solanaceae.) yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird's eye chili pepper.
Buah cabe rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabe lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabe rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabai lainnya.
Cabe rawit dapat tumbuh baik didataran tinggi , maupun di dataran rendah. Bertanam cabe rawit dapat memberikan nilai ekonomi yang cukup tinggi apabila diusahakan dengan sungguh – sungguh
Tanaman cabe rawit menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Bercabang banyak, batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor.
Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabe rawit dapat diperbanyak dengan biji.
Jenis cabe rawit (Capsicum frutescens) yang sering dibudidayakan adalah sebagai berikut :
1. Cabe rawit kecil atau cabe jemprit atau cengek leutik buahnya kecil dan pendek , lebih pedas dibandingkan Janis cabe lainnya.
2. Cabe rawit putih atau cabe domba buahnya lebih besar dari cabe jemprit atau cabe ceplik atau cengek leutik, dan rasanya kurang enak.
3. Cabe ceplik buahnya lebih besar dari pada cabe jemprit dan lebih kecil dari cabe domba. Rasanya tidak sepedas cabe jemprit. Sewaktu muda berwarna hijau setelah masak berwarna merah cerah .
BUDIDAYA CABE RAWIT, SOLUSI TEPAT DIMASA SULIT
DAN DI LAHAN YANG SEMPIT, JADI DUIT
Untuk memulai pembudidayaan cabe rawit perlu di persiapkan alat-alat pertanian yang saya yakin kita semua telah mempunyainya disetiap rumah, seperti :
1. Cangkul
2. Sekop
3. Sendok Semen
4. Gunting Pohon/Gunting biasa
5. Sabit / Arit
6. Golok/Pisau
7. Alat Semprot
8. Ember
dan peralatan lainnya yang mungkin akan dibutuhkan kemudian dan saya yakin kita semua tidak akan menemui kesulitan untuk mengadakan peralatan ini.
PERSIAPAN LAHAN
1. Lahan terbuka mendapatkan sinar matahari penuh
2. Kontur lahan tidak menjadi kendala dalam budidaya cabe rawit, karena media siap tanam telah disiapkan terlebih dahulu berupa campuran yang sangat lengkap, untuk ditaruh pada lahan yang akan di tanam. Yang lebih penting lahan tersebut bersih dari semak belukar dan rumput-rumput tinggi
3. Tersedianya drainase/pengairan atau tersedianya tempat air untuk penyiraman
4. Lahan disarankan TPL (Tinggi dari Permukaan Laut) 1 – 600 M. Dapat juga tumbuh kembang dengan baik pada ketinggian sampai dengan 2000 m TPL
5. Suhu baik pada 25”-35”C
6. PH/Keasaman tanah di sarankan 6.5 (5-7) batas toleransi yang bagus
(< 4,0) = Paling asam
(4.0 - 4.5) = Sangat asam
(4.5 - 5.5) = Asam
(5.5 - 6.5) = Agak asam
(6.5 - 7.5) = Netral
(7.5 - 8.5) = Agak basa
(8.5 - 9.0) = Basa
POLA TANAM
1. Dalam Plastik atau Polibag/Pot sesuai dengan tahapan usianya. (Detil Menyusul)
2. Pola tanam sistim Rumpun putus dan rumpun terusan setiap titik untuk pembesaran produktif dengan system Sentralisasi sehingga semua pemberian Vitamin dan penyiraman akan terserap secara merata
3. Pola Tanam sistim tidur, untuk menjaga kekuatan pohon terhadap pengaruh angin agar muncul tunas baru sehingga berbuah banyak.
4. Sistim sanggah
5. Sistim gantung bertingkat
6. Penggunaan (M.P.H.P)
Mulsa Plastik hitam perak, untuk menjaga kelembaban suhu media siap tanam
7. Tumpang Sari
Dianjurkan tanaman yang daunnya diharapkan bisa dijadikan bahan untuk mempersiapkan media tanam selanjutnya (bahan humus alami) seperti talas besar/balitung, Pepaya, Daun Bawang dan Saledri.
Untuk memulai pembudidayaan cabe rawit perlu di persiapkan alat-alat pertanian yang saya yakin kita semua telah mempunyainya disetiap rumah, seperti :
1. Cangkul
2. Sekop
3. Sendok Semen
4. Gunting Pohon/Gunting biasa
5. Sabit / Arit
6. Golok/Pisau
7. Alat Semprot
8. Ember
dan peralatan lainnya yang mungkin akan dibutuhkan kemudian dan saya yakin kita semua tidak akan menemui kesulitan untuk mengadakan peralatan ini.
PERSIAPAN LAHAN
1. Lahan terbuka mendapatkan sinar matahari penuh
2. Kontur lahan tidak menjadi kendala dalam budidaya cabe rawit, karena media siap tanam telah disiapkan terlebih dahulu berupa campuran yang sangat lengkap, untuk ditaruh pada lahan yang akan di tanam. Yang lebih penting lahan tersebut bersih dari semak belukar dan rumput-rumput tinggi
3. Tersedianya drainase/pengairan atau tersedianya tempat air untuk penyiraman
4. Lahan disarankan TPL (Tinggi dari Permukaan Laut) 1 – 600 M. Dapat juga tumbuh kembang dengan baik pada ketinggian sampai dengan 2000 m TPL
5. Suhu baik pada 25”-35”C
6. PH/Keasaman tanah di sarankan 6.5 (5-7) batas toleransi yang bagus
(< 4,0) = Paling asam
(4.0 - 4.5) = Sangat asam
(4.5 - 5.5) = Asam
(5.5 - 6.5) = Agak asam
(6.5 - 7.5) = Netral
(7.5 - 8.5) = Agak basa
(8.5 - 9.0) = Basa
POLA TANAM
1. Dalam Plastik atau Polibag/Pot sesuai dengan tahapan usianya. (Detil Menyusul)
2. Pola tanam sistim Rumpun putus dan rumpun terusan setiap titik untuk pembesaran produktif dengan system Sentralisasi sehingga semua pemberian Vitamin dan penyiraman akan terserap secara merata
3. Pola Tanam sistim tidur, untuk menjaga kekuatan pohon terhadap pengaruh angin agar muncul tunas baru sehingga berbuah banyak.
4. Sistim sanggah
5. Sistim gantung bertingkat
6. Penggunaan (M.P.H.P)
Mulsa Plastik hitam perak, untuk menjaga kelembaban suhu media siap tanam
7. Tumpang Sari
Dianjurkan tanaman yang daunnya diharapkan bisa dijadikan bahan untuk mempersiapkan media tanam selanjutnya (bahan humus alami) seperti talas besar/balitung, Pepaya, Daun Bawang dan Saledri.
MEDIA SIAP TANAM
Media dan sarana penunjang agar permentasi media siap tanam berimbang sempurna, maka dibutuhkan hamparan plastic di bawah dan diatas media yang akan ditanam.
Media siap tanam lengkap dibuat dari beberapa unsur yang terdiri dari :
1. Unsur Hara Tanah
2. Puing-puing bangunan, pengganti pasir/kapur untuk mengatur tingkat keasaman tanah
3. Sampah Organik (Sampah Sayuran Lunak) dianjurkan yang mudah hancur
4. Zat Tonik alami sebagi peransang buah dan pembentuk Zat Anti Body agar Imun/Tahan terhadap Penyakit
5. Zat Pengawet + Nutrisi sebagai keseimbangan
6. Kalsium dan Mineral alami
Catatan :
Poin 1, 2, 3 Media/Unsur Hara Tetap
Poin 4, 5, 6 Sebagai Vitamin yang dibutuhkan untuk kesuburan dan kesehatan. Sebagai pupuk yang tepat pada pemberian secara berkala dan dosis yang sesuai dengan usia tanaman.
PEMBIBITAN/NURSERY
Untuk mendapatkan bibit yang baik/unggul, maka ditempuh langkah sederhana dan alami sebagai berikut :
1. Pemilihan bibit biji cabe rawit yang tua dan penjemuran kering dengan toleransi tidak lebih dari satu minggu saat penjemuran.
2. Proses Hormonisasi biji Cabe Rawit yang telah sortir.
Proses pembentukan biji cabe rawit cepat tumbuh subur, berbuah banyak dan berusia panjang serta tahan cuaca dan penyakit.
3. Proses Doping awal untuk meransang pertumbuhan
PERAWATAN / PEMELIHARAAN SECARA BERKALA / RUTIN
Cabe rawit bukanlah tanaman yang manja, dimana harus selalu diperhatikan asupan makanan, vitamin dan mineralnya. Secara logika cabe rawitpun akan tumbuh dan berbuah menurut aturan dan kebiasaan kehidupan sebagai mana biasanya tetumbuhan.
Penyakit/ serangan hama tanaman dan pengendaliannya sebagai berikut :
Kutu daun Aphis gossypii
Kutu daun terdapat dimana-mana dan makan segala macam tanaman. Kutu daun menyerang daun yang masih muda dan tunas muda. Daun muda yang dihisap , pertumbuhan tidak normal, kerdil berkerut dan keriting. Kutu apis ini dapat menularkan penyakit virus , daun menjadi kerinting .
Thrips tabacci
Thrips menyerang hampir semua tanaman misal cabe, tomat, sayuran daun, kentang , tembakau dll. Thrips menghisap cairan pada permukaan daun dan bekasnya berwarna putih seperti perak. Bila serangan hebat akan terdapat banyak bercak dan warna daun menjadi putih. Daun yang diserang hama ini akan menggulung, bentuknya tidak normal dan menjadi keriting. Karena
thrips menjadi vektor virus, maka seringkali kelihatan ada mosaik pada daun yang diserang hingga pertumbuhan menjadi kerdil, daun sempit mengecil dan keriting. Thrips pada umumnya bersembunyi dibalik daun sambil menghisap cairan.
Lalat buah Dacus dorsalis
Buah cabe yang diserang lalat ini bentuknya menjadi kurang menarik dan ada benjolan. Buah cabe akhirnya terkena cendawan sehingga menjadi busuk . Buah cabe yang terserang sering dikira terserang penyakit. Untuk membuktikannya sebaiknya buah dibelah dan bila terdapat larva kecil putih berarti diserang lalat buah.
Antraknosa
Penyebabnya adalah cendawan Colletotrichum capsicci yang tersebar dimana ada pertanaman cabe. Penyakit ini bisa timbul di lapangan atau pada buah yang sudah dipanen. Mula –mula pada buah yang sudah masak terdapat bercak kecil cekung kebasahan yang berkembang sangat cepat dan terdapat jaringan cendawan berwarna hitam. Buah berubah menjadi busuk lunak, berwarna merah kemudian menjadi coklat muda seperti jerami.
Daun Keriting Chilli
Daun cabe yang terserang menjadi keriting dan warnanya menguning, bila serangan hebat pertumbuhan menjadi kerdil. Tanaman cabe yang terserang ruas-ruasnya menjadi pendek, daun menjadi kecil dan tepi daun melengkung ke atas. Penyakit ini banyak menyerang di musim kemarau.
Namun demikian kita sebagai petani yang mengharapkan hasil semaksimal mungkin, dan apabila cabe rawit diperlakukan layaknya, tentunya akan memberikan hasil sesuai dengan harapan kita semua.
Untuk itu perlu dilakukan perawatan dan pemberian asupan makanan, vitamin, mineral serta insektisida yang alami demi pertumbuhan dan buah yang kita harapkan.
1. INSEKTISIDA
Insektisida perlu dilakukan supaya tanaman cabe rawit kita tidak terjangkit penyakit dan virus yang akan mengganggu pertumbuhan dan bahkan akan mematikan tanaman tersebut.
Pemberian Insektisida kita lakukan pada saat tanaman cabe rawit dalam keadaan sehat atau sakit.
Langkahnya sebagai berikut :
Pemberian insektisida ini dianjurkan pada saat tidak hujan.
1) Pertama : pada usia 14 hari (dua minggu), (dosis 1:20)
2) Ke dua : pemberian selanjutnya pada usian 6 minggu (satu bulan setelah pemberian pertama
3) Ke tiga : pemberian selanjutnya dilakukan pada umur 9 minggu (tiga minggu setelah pemberian kedua)
4) Ke empat : Pemberian insektisida selanjutnya dilakukan per tiga minggu setelah pemberian sebelumnya. Langkah ini sebaiknya dilakukan secara rutin dan terus menerus.
2. VITAMIN (Mineral, Kalsium, Protein dan Pengawet)
Jika asupan makan tanaman telah terasa cukup pada media tanam yang telah diuraikan diatas, perlu adanya asupan bahan makanan lain bagi tanaman berupa vitamin, mineral, kalsium dan mineral dan dianjurkan untuk dilakukan rutin secara berkala.
Pola dan cara pemberian vitamin pada tanaman cabe rawit di anjurkan seperti berikut :
1) Pertama : pada saat tanaman berusia 2 (dua minggu)
2) Kedua : pada saat tanaman berusia 5 (lima minggu)
3) Ketiga: pemberian selanjutnya, dianjurkan setiap 3 (tiga minggu) setelah pemberian sebelumnya. Satu hal lagi yang paling penting adalah pemberian vitamin setelah 2 jam pemetikan hasil panen.
3. MEDIA TAMBAHAN.
Perlu adanya penambahan media tanam dilakukan adalah menjaga keseimbangan konsistensi asupan makanan pada tanaman cabe rawit dan diharapkan akan memperpanjang umur produktifnya cabe rawit.
Penambahan media tanam ini baiknya dilakukan pada saat :
Pertama : umur tanaman 3 bulan, dilakukan seperlunya
Kedua : pada saat tanaman telah berumur 7 bulan, dan selanjutnya tiap 4 bulan sekali sampai dengan umur 2 thun.
Ketiga : ketika tanaman telah berumur 2 th, perlu dilakukan penggantian media tanam dengan media tanam yang lebih fress dan baru sehingga masa produktifnya cabe rawit lebih panjang dan hasil yang maksimal.
4. PEMANGKASAN
Lakukan pemangkasan daun dan batang setiap bulan. (detil menyusul)
Aditip Berkala.
- Vitamin/Mineral : Komposisi terdiri dari Sari Tulang, Udang, Kulit Telor dan Kerang
- Zat Tonik/Pengawet : Gula Merah/Gula Batu
- Karbo Hidrat (Air Beras, Tepung Sukun) dan daun Turi
Zat Pengawet berfungsi untuk keseimbangan nutrisi jadi aktif sempurna atau mengurai Nutrisi jadi aktif sebagai zat anti bodi/Imun.
Bahan yang dimaksudkan adalah Gula Merah/Batu, Gaplek dan Biji Asem Matang
Zat Hormon berfungsi untuk penyubur atau perangsang buah lebih banyak, nutrisi bermanfaat karena terurai oleh zat hormon.
Bahan dimaksud adalah Sari/Ekstrak Keong, Minyak Ikan, Glukosa/sari tetes tebu.
Tanaman cabe banyak diserang hama seperti thrips, kutu daun, lalat buah dan lainnya , serta penyakit seperti antraknosa, layu bakteri, layu fusarium, bercak daun cercospora, busuk buah, daun keriting
Untuk mengatasi berbagai penyakit yang mungkin timbul pada tanaman cabe rawit tersebut diatas dapat dilakukan dengan cara :
Pemberian Vitamin + mineral + Zat Pengawet secara rutin dan berkala serta dosis yang tepat pada waktu yang tepat
Pemberian Media tanam tambahan pada waktu yang tepat
Pemberian insektisida alami/pengendali hama sebelum hama/penyakit datang, secara berkala, yaitu sebelum atau sesudah usia produktif dengan dosis yang tepat
Bahan alami yang dibutuhkan : Nikotin, larutan bawang putih + daun pare, isi buah Bernuk, ekstrak lengkuas. (detil menyusul)
Cara pemberiannya dengan menyemprotkan cairan pada pohon dan medianya.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan yang kita harapkan bersama sebaiknya pencegahan dari serangan penyakit tanaman dilakukan secara dini dan berkala.
Dari semua bahan yang telah disebutkan diatas kita bisa pilih mau pakai yang mana.
Seperti nikotin (tembakau).
Rendam tembakau kedalam air sesuai kebutuhan dan umur tanaman serta diamkan selama 1 hari. Semprotkan air rendaman tembakau tersebut ke seluruh tumbuhan (Cabe Rawit) mulai dari pucuk sampai ke tanah media tanam.
Lakukan secara berkala :
2 minggu sekali dimulai pada umur 15 hari sampai dengan 3 bulan (komposisi 1 ons tembakau : 20 liter air)
Pada umur 3 bulan dan seterusnya di lakukan penyemrotan insektisida dilakukan 21 hari sekali dengan komposisi 1 ons tembakau dan 10 liter air.
METODE Teknologi Sederhana Tepatguna (TST)
1. Sistim/pola Rumpun Disentralisasi
2. Sistem/ Pola Rebah/Tidur Disentralisasi
INOVASI
Dalam Budidaya Cabe Rawit dapat dibuat asesoris ruang interior dan Exterior dalam bentuk kreasi penghijauan / go green smart dan buahnya dapat dikonsumsi. (detil menyusul)
Produk Masal dan punya misi sosial sangat tinggi dengan pola kemitraan (detil menyusul)
MOTIVASI, SARAN DAN DUKUNGAN
Dalam ragam budidaya cabe rawit dan dalam lingkup bisnisnya bisa hubungi kami.
PANEN CABE RAWIT
KIAT PANEN YANG BAIK DAN TEPAT
Tanaman cabe rawit dapat dipanen setelah berumur 5 bulan. Panen berikutnya dapat dilakukan 2 minggu sekali . Tanaman Cabe Rawit dapat tumbuh subur 5 sampai 10 tahun.
Untuk mendapatkan hasil panen baik dan hasil produksi yang maksimal dapat dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut
1. Kondisi Buah
Pastikan buah yang akan di petik telah cukup tua, toleransi kematangan (Ranum) telah mencapai tingkat kematangan 75 persen.
2. Waktu panen yang tepat.
Dianjurkan pada saat buah dan tanaman dalam keadaan segar dan sehat.
Dipagi hari baiknya dilakukan sebelum jam 07 pagi
Atau di sore hari setalah jam 04 sore
3. Pemetikan yang benar dengan cara digunting dari pangkal tangkai buah agar batang, bunga serta bakal buah tidak terganggu.
4. Untuk menjaga tanaman Cabe Rawit tetap sehat dan berproduksi maksimal, maka dianjurkan pemberian Vitamin dan Mineral setelah 2 (dua) jam buah dipetik.
PASCA PANEN
Cabe yang disimpan dengan suhu sekitar 4 o C dengan kelembaban 95-98 % dapat tahan sekitar 4 minggu dan pada 10 o C masih dalam keadaan baik sampai 16 hari.
KEMASAN CABE
Sebelum buah cabe dijual sebaiknya dilakukan seleksi dengan memisahkan buah cabe yang bagus dan yang jelek kualitasnya. Cabe-cabe tersebut harus dikemas dengan baik agar tidak rusak. Dengan kemasan yang baik tentu akan menambah biaya namun kerusakan akan jauh lebih sedikit sehingga keuntungan masih lebih tinggi.
Produksi cabe rawit yang telah kita lakukan dengan maksimal, agar dapat menikmatinya bisa dilakukan penjualan dengan cara :
1. Penjualan bebas tanpa kemasan khusus (karung dll)
Misalnya dipasar tradisional. pengecer-pengecer/warungan dan pengumpul kecill
2. Penjualan bebas dengan kemasan sesuai pesanan yang dikehendaki pemesan atau kontrak pabrikan serta untuk kebutuhan export.
Contohnya, penjualan pada grosir, seperti Indomart, Alfamart dan katering serta paket Wedding
3. Penjualan dalam bentuk lain (cabe kering dan cabe giling).
MANFAAT CABE RAWIT BAGI KESEHATAN
Cabe rawit memang pedas. Namun, pendamping tempe goreng ini memiliki banyak khasiat pengobatan. Bukan cuma rematik, radang beku atau frostbite yang sering terjadi di daerah ketinggian atau bersalju itu pun bisa diatasi.
Cabe rawit kadang ditanam orang di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong yang telantar. Tanaman budidaya ini berasal dari daerah Amerika tropis, lebih suka tumbuh di daerah kering, serta ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m di atas permukaan laut.
Buahnya digunakan orang sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun mudanya biasa dikukus untuk dijadikan lalap.
Berdasarkan teori pengobatan Traditional Chinese Medicine (TCM), tanaman bernama Cina La jiao ini mempunyai rasa pedas, sifatnya panas, dan masuk dalam meridian jantung dan pankreas.
Menurut Dr Budi Sugiarto Widjaja, TCM, dari Klinik Beijing, Jakarta, cabe rawit merah berkhasiat sebagai tonik dan stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah, juga obat rematik. Gilingan cabai rawit dapat menghancurkan bekuan darah (antikoagulan) dan mengatasi gangguan rematik dan radang beku. Cabai rawit bisa meningkatkan nafsu makan (stomakik), perangsang kulit, peluruh kentut (karminatif), serta peluruh keringat (diaforetik), air liur, dan air kencing (diuretik).
Mengandung Antioksidan
Menurut Dr Setiawan Dalimartha, anggota Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) DKI Jakarta, di dalam buah cabai rawit terkandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid atsiri, resin, minyak menguap, serta vitamin A dan C. Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat melancarkan aliran darah serta sebagai pemati rasa kulit.
Biji tanaman bernama daerah lombok jempling (Madura), cabe rawit (Jawa), leudeu jarum (Gayo), rica halus (Manado), metrek wakfoh (Papua) ini, kata Dr Setiawan, mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin).
Kandungan terakhir ini berkhasiat sebagai antibiotik.Saat disantap, rasa pedas di lidah dapat menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiate endogen). Hasilnya, rasa sakit hilang dan timbul perasaan lebih sehat. Pada sistem reproduksi, sifatnya yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk.
Salah satu hasil penelitian, kata Dr Setiawan, cabai rawit diketahui memiliki khasiat mengurangi terjadinya penggumpalan darah (trombosis) dan menurunkan kadar kolestrol. Satu hal lagi, banyaknya kandungan zat antioksidan (seperti vitamin C dan betakaroten), dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.
Masalahnya, tidak setiap orang boleh mengonsumsi cabai rawit secara berlebihan. Pengidap sakit tenggorokan, sakit mata, dan penderita gangguan saluran pencernaan, kata Dr Setiawan, tidak dianjurkan mengonsumsi cabai rawit.
Penelitian yang dilakukan Tyas Ekowati Prasetyoningsih dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Jawa Timur, pada 1987, menyebutkan, ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans, yaitu jamur pada permukaan kulit. Daya hambat ekstrak cabai rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid.
Dr Setiawan menambahkan, cabai rawit indikasinya digunakan untuk menambah nafsu makan, menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas, melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis, mengurangi batuk berdahak, dan meredakan migrain.
Empat Resep Ramuan La Jiao
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan khasiat cabai rawit. Bisa dengan cara merebusnya atau dibuat bubuk dan pil. Untuk pemakaian luar, cukup dengan merebusnya, lalu uapnya dipakai memanaskan bagian tubuh yang sakit.
Cara lain, kata Dr Setiawan, dengan menggiling cabai rawit hingga halus, kemudian membalurkannya di bagian yang sakit. Cara terakhir ini bisa digunakan untuk gangguan rematik dan frostbite (jari nyeri karena kedinginan). Daunnya bisa digiling untuk dibalurkan di daerah yang sakit guna mengatasi sakit perut dan bisul.
Berikut empat resep yang ditawarkan Dr Setiawan:
Rematik
Bahan: 15 cabe rawit, 1/2 sendok teh kapur sirih, 1 jeruk nipis
Pemakaian: Cabe rawit digiling hingga halus, jeruk nipis dibelah dua, ambil airnya. Campur gilingan cabai, kapur sirih, dan perasan jeruk nipis, aduk hingga rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit. Lakukan hingga penyakit sembuh.
Sakit perut
Bahan: 15 gr daun muda cabai rawit, 1/2 sendok teh kapur sirih
Pemakaian: Cuci bersih daun cabai, giling hingga halus. Tambahkan kapur sirih, aduk hingga rata. Balurkan ramuan pada bagian perut yang sakit. Lakukan pengobatan 1-2 kali saja.
Kaki dan tangan lemas (lumpuh)
Bahan: 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang cakar ayam, 60 gr kacang tanah, 6 butir hungcao.
Pemakaian: Bersihkan semua bahan, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyaknya hingga bahan-bahan terendam kira-kira 1 cm di atasnya. Ramuan tersebut dimasak dengan cara ditim. Setelah dingin, saring airnya, minum sehari dua kali, masing-masing setengah dari ramuan tersebut.
Frostbite
Bahan: 5 cabai rawit segar.
Pemakaian: Buang biji cabai rawit, giling hingga halus. Balurkan ke bagian yang sakit.
PENUTUP & SARAN-SARAN
Salam sejahtera untuk kita semua khusus kepada para penulis Artikel mengenai Cabe Rawit juga kepada para pemerhati akan agribisnis.
Tujuan kami adalah untuk menimbulkan gairah pada usaha pertanian, khususnya dalam budidayacabe rawit yang menjadi tugas kita bersama.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf karena dari berbagai sumber pustaka ataupun gambar-gambar serta gaya bahasa banyak kami ambil dan rangkum.
Mengingat keterbatasan informasi sarana yang kami punya agar artikel ini bisa tersusun dan bermanfaat untuk kita juga masyarakat umum maka kami bersyukur bahwa artikel ini bisa tersusun walaupun belum dan jauh dari kata sempurna.
Kami sangat butuh banyak masukan & koreksi dari berbagai pihak serta rekan-rekan agar artikel ini bisa lebih baik.
Satukan hati untuk langkah pasti meniti titian abadi.
PANDAWALIMAKOFERMI LUKMAN
Judul tulisan adalah budidaya caberawit di lahan sempit jadi duit. Tapi tak ada penjelasan atau batasan ttg berapa sempit luas lahan yg dibahas, apakan mulai dari 1 m2, 10, 100, 1000 m2 atau 1 ha..? Atau, bgmn kriteria luas lahan vd duit.. Banyak yg dibahas tulisan diatas , termasuk tinggi dari permukaan laut, bibit, kondisi tanah, pemeliharaan, serta manfaat caberawit secara panjang lebar.... Pemilik lahan sempit tentu bertanya, setelah baca tulisan itu.. Bagaimana aku mulai? Cukupkah lahan sempitku menghasilkan duit..? Berapa duit? Bgmana kriteria lahan vs duit..dsb.. Maka pertanyaann
BalasHapuskami , bisakah tulisan itu ditambah dengan uraian singkat saja tentang bagaimana menanam rawit dan berpa duit yg bisa dijanjikan sebelum memutuskan utk ikut tanam cabe.. Semoga komentar singkat ini jadi masukan bagi penulis....Trims
Judul tulisan adalah budidaya caberawit di lahan sempit jadi duit. Tapi tak ada penjelasan atau batasan ttg berapa sempit luas lahan yg dibahas, apakan mulai dari 1 m2, 10, 100, 1000 m2 atau 1 ha..? Atau, bgmn kriteria luas lahan vd duit.. Banyak yg dibahas tulisan diatas , termasuk tinggi dari permukaan laut, bibit, kondisi tanah, pemeliharaan, serta manfaat caberawit secara panjang lebar.... Pemilik lahan sempit tentu bertanya, setelah baca tulisan itu.. Bagaimana aku mulai? Cukupkah lahan sempitku menghasilkan duit..? Berapa duit? Bgmana kriteria lahan vs duit..dsb.. Maka pertanyaann
BalasHapuskami , bisakah tulisan itu ditambah dengan uraian singkat saja tentang bagaimana menanam rawit dan berpa duit yg bisa dijanjikan sebelum memutuskan utk ikut tanam cabe.. Semoga komentar singkat ini jadi masukan bagi penulis....Trims
Itu baru mantap
HapusKalau cengek bibitnya ada gak d toko
BalasHapusKayaknya sama komentar saya
BalasHapuspenulisnya siapa
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusjudul dengan tulisanya gak nyambung
BalasHapus